Terbentuknya Kota Bontang, Kalimantan Timur, tak luput dari legenda maupun mitologi yang hingga kini masih diragukan
kesahihannya.
![]() |
Bontang Kuala |
Kisah
awal mula Bontang dan perjalanan sejarahnya, hingga kini masih terus dikaji dan
dikumpulkan oleh para ahli. Begitu juga nama Bontang yang konon disebut sebagai
Bintalu dalam kitab silsilah dan kronologis perjalanan sejarah Raja-raja Kutai
Kartanegara. Kitab tersebut menceritakan silsilah raja-raja dari zaman Raja Aji
Batara Agung Dewa Sakti, hingga raja yang terakhir, yaitu Raja Aji Sultan
Muhammad Parikesit.
Dalam
kitab yang ditulis dalam huruf Arab Melayu itu, menyebutkan kekuasaan Raja
Kutai Kartanegara. Antara lain Bintalu (Bontang), Sembaran (Sambera),
Penyuangan, Senawan, Sangsangan (Sanga-sanga), Kembang Sambaran, Sambuni, Tanah
Merah, Susuran Dagang, Tanah Malang, Pulau Atas, Karang Asam, Karang Mumus,
Mangku Palas, Loa Bakung, Sembuyutan (Sambutan), dan Manggar (kini wilayah
Balikpapan).
Masih
belum jelas apakah pada masa itu Bintalu merupakan desa atau daerah vasal. Tapi
jika pada masa itu Bintalu disebut-sebut dalam Kitab, maka pastilah daerah
tersebut merupakan wilayah penting bagi Kerajaan Kutai Kartanegara. “Belum bisa
dipastikan benar apakah Bintalu yang dimaksud adalah Bontang, karena kami masih
melakukan pengkajian,” jelas Yusran Thaiyib, Wakil Forum Pembauran Kebangsaan
(FPK) yang kerap mengadakan seminar dan mendatangkan ahli-ahli sejarah Kalimantan
untuk mengumpulkan informasi mengenai sejarah Bontang.
Tapi,
jika pada masa kekuasaan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti wilayah yang dimaksud
Bintalu tersebut adalah Bontang dan masuk dalam salah satu wilayah kekuasaan
Kutai Kartanegara, maka dapat diperkirakan kalau sekitar abad ke-13,
perkampungan Bontang Kuala sudah mulai terbentuk .
Terlepas
dari etnologis nama Bontang, ada satu catatan sejarah tradisional yang selama
ini tersebar luas di masyarakat Bontang Kuala secara turun temurun, yaitu bahwa
Bontang sebenarnya didirikan oleh Suku Laut (Suku Bajau) yang kemudian menetap
di salah satu muara sungai yang kini disebut Bontang Kuala.
![]() |
Rumah tertua di Bontang |
Berdasar
cerita mitologi para orangtua di perkampungan Bontang Kuala, dikisahkan bahwa
Suku Bajau sebenarnya memiliki kerajaan tersendiri yang pusat pemerintahannya
di daerah Sabah, Malaysia Timur.
Alkisah,
seorang Putra Mahkota Raja Bajau bersyiar dengan menggunakan kapal layar menyusuri
Laut Cina Selatan. Naas, saat tengah berlayar tiba-tiba badai datang menerjang
dan menggulung kapal tersebut. Akibatnya, putra semata wayang Raja Bajau pun
hilang di tengah lautan.
Mendengar
kenyataan pahit ini, Sang Raja kemudian memerintahkan seluruh anak negeri, baik
laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, untuk berlayar ke Laut Cina Selatan
mencari Sang Putra Mahkota. Jika tak berhasil menemukannya, dalam keadaan hidup
atau mati, maka para pencari tersebut dilarang pulang. Bila ada yang berani pulang
tanpa membawa hasil, maka Raja mengancam akan memberikan hukuman mati.
Tahun
demi tahun para pencari berlayar mengarungi Laut Cina Selatan, mencari Sang
Putra Mahkota. Namun pengembaraan mereka tak jua mendapatkan hasil. Kepatuhan mereka
akan amanat Raja dan rasa takut akan ancaman hukuman mati, membuat para pencari
tidak berani kembali ke kampung halamannya.
Maka
warga Suku Bajau tersebut pun merantau dan menyebar luas ke berbagai pelosok
lautan luas, terutama di perairan Samudera Pasifik. Salah satu dari mereka,
terus mengembara menyusuri Selat Makassar dan singgah di pesisir Kalimantan
Timur, lalu membentuk koloni perkampungan Suku Bajau di Bontang Kuala.
Perkampungan inilah, yang konon menjadi cikal bakal berdirinya Bontang.
Meski
hingga kini belum ada kajian ilmiah yang secara pasti merumuskan teori tentang
asal usul munculnya istilah Bontang. Namun dari segi antropologis, sebenarnya
beberapa daerah di Kalimantan Timur sering menggunakan nama sukunya untuk
menamai tempat tinggal mereka, misalnya Suku Tidung yang tinggal di daerah
Tidung, Suku Kali yang tinggal di daerah Longkali, atau Suku Kayan yang tinggal
di Sungai Kayan, dan masih banyak lagi. Tetapi anehnya, Bontang dijadikan nama
daerah walau tak ada satu pun suku yang bernama Suku Bontang.
![]() |
Kota Bontang |
Kini
setelah memasuki milenium ketiga, Bontang mulai bersolek diri untuk meraih
predikat sebagai “Bintang Timur Pulau Kalimantan”. Dalam kurun dua puluh tahun
pembangunan, Kota Bontang telah mampu membuktikan filosofi kota yang beradab. Berdirinya
gedung-gedung perusahaan multinasional dan deretan berbagai fasilitas umum,
merupakan bukti bahwa Bontang mampu meraih kejayaan sebagai Bintang Timur yang
dapat dibanggakan.
Hi Rahmi! Senengnya baca blogmu neeech... Foto profilnya 'sangat dirimu' yaaa, hahaha... Keren!
BalasHapusDi artikel ini, pengen tahu, itu rumah tertua di Bontang usianya berapa ya?
Hi juga, tapi kok ga ada namanya ya? Terima kasih sudah mampir. Rumah itu pusat pemerintahan pertama di Bontang Kuala. Tahun pastinya ga tahu, tapi sudah ada sejak tahun 1800 an :)
Hapushalo salam kenal. sangat menarik untuk dibaca dan dikaji. apakah saya bisa bertemu anda sebagai nara sumber..
HapusRumah tua di bontang tu di bagian mana ya?? bgus tu buat foto foto :)
BalasHapus